Asal Kata Audit = Mendengar?
Kata audit yang saat ini kita asosiasikan sebagai aktivitas melakukan pemeriksaan atas suatu informasi ternyata memiliki akar sejarah yang tidak berkaitan dengan aktivitas pemeriksaan. Audit berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu “Audere” yang memiliki makna mendengar. Dengan makna ini maka secara epistimologi audit justru memiliki akar kata yang sama dengan audio atau suara. Pada saat ini rasanya tidak ada keterkaitan antara audit dengan audio.
Dari kata audere hingga kemudian membentuk kata audit merupakan sejarah yang Panjang. Mengapa audit memiliki kata dasar audere atau aktivitas mendengar yang secara umum tidak memiliki keterkaitan secara langsung. Hal ini tidak terlepas dari aktivitas audit atau evaluasi dan verifikasi secara independent dan obyektif telah berlangsung sejak jaman pra sejarah dimana bidaya tulis menulis belum menjadi bagian dari aktivitas.
Pada masa itu seorang maharaja memiliki sejumlah daerah taklukan. Masing-masing daerah taklukan ini wajib menyerahkan upeti sebagai komitmen sebagai daerah taklukan sebagai kontribusi dari penguasaan dan perlindungan yang diberikan oleh sang maharaja. Dengan belum digunakannya media tulis maka seorang raja akan memerlukan konfirmasi validitas dan akurasi dari besaran upeti yang dikirimkan dari masing-masing daerah jajahan. Untuk itu raja akan mengutus stafnya yang dipercaya untuk mencari informasi dan mengandalkan pendengaran ke masing-masing daerah kontributor upeti. Hasil pendengaran ini kemudian disampaikan ke raja dan kemudian dibandingkan dengan fakta upeti yang diterima. Kontribusi dari informan raja ini merupakan aktivitas audere yang kemudian berevolusi menjadi kata audit.
Praktik Maharaja dalam melakukan validasi besaran upeti yang diterima ini ternyata sejalan dengan kaidah audit saat ini. Kesesuaiannya antara lain dalam hal independensi dan obyektifitas. Petugas yang dikirimkan adalah petugas kepercayaan raja yang tidak memiliki keterkaitan dengan daerah jajahan sehingga hasil pendengarannya menjadi handal dan tidak terdistorsi.
Dalam perkembangan saat ini aktivitas audit sudah sangat kompleks. Saat ini penggunaan teknologi sudah menjadi bagian dari pekerjaan dan aktivitas auditor. Aktivitas auditor tidak lagi hanya sekedar mendengar namun telah jauh lebih kompleks. Namun terdapat satu hal yang paling mendasar yaitu Independensi dan Obyektifitas. Kontribusi audit dan khususnya audit internal akan sangat handal jika auditor senantiasa menerapkan independensi dan obyektifitas.
Artikel Lainnya
Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan (PPA&K) ...
Direktorat Jenderal PajakĀ telah menerbitkan pera...
Pemberitaan soal perpajakan selalu menjadi topik y...
Dalam rangka mendukung masyarakat dengan penghasil...
Pengembangan kompetensi melalui Pendidikan dan Pel...