Bisnis Digital: Panglima Sektor Perekonomian
Dewasa ini, transformasi dunia bisnis memasuki era baru yang dikenal dengan istilah “Bisnis Digital”. Pelan namun pasti, dunia bisnis akan terus melakukan transformasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi dan perilaku konsumen. Tuntutan bisnis tersebut “memaksa” perusahaan menggunakan pendekatan bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan perilaku generasi zaman now atau bisa disebut juga sebagai konsumen millennial. Maka tak heran, banyak aktivitas bisnis yang bertransformasi mengikuti alur
bisnis digital yang semakin menjadi “panglima” dalam sektor perekonomian.
Tren ekonomi berbasis digital tidak lepas dari kemajuan teknologi khususnya dibidang internet. Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social menyebutkan bahwa pengguna internet Indonesia cukup tinggi yaitu berada dikisaran 52%, yang mana sebagian besar pengguna mengakses internet secara mobile selama 4 jam per hari. Fakta lainnya mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 370 juta kartu SIM aktif di Indonesia yang angkanya jauh lebih besar dibandingkan dengan populasi Indonesia yang hanya berkisar 270 juta penduduk.
Kehadiran bisnis digital mampu mempengaruhi perilaku masyarakat selaku konsumen, dimana konsumen dapat memperoleh kemudahan dari segi waktu dan biaya melalui perangkat internet yang mereka miliki. Oleh karena itu, layanan bisnis yang tidak efektif dari segi waktu dan biaya akan semakin ditinggalkan konsumen. Kehadiran bisnis digital juga menghadirkan persaingan global yang lebih luas bagi banyak perusahaan. Kondisi inilah yang kemudian ditangkap oleh para pelaku bisnis di tanah air untuk melebarkan sayapnya ke sektor bisnis digital sebagai salah satu sumber pendapatan.
Berdasarkan Tech In Asia, Globeasia, Bisnis Indonesia, saat ini setidaknya ada 5 (lima) grup perusahaan yang telah melebarkan sayapnya di bisnis digital antara lain:
1. Djarum Group, melalui Global Digital Prima Venture dan Merah Putih Inc dengan jumlah kekayaan tahun 2017 sebesar 237,6T;
2. Salim Group, melalui Philippine Long Distance Telephone Company dengan jumlah kekayaan tahun 2017 sebesar 163,7T;
3. Sinar Mas Group, melalui Sinar Mas Digital Venture jumlah kekayaan tahun 2017 sebesar 142,6T;
4. Lippo Group, melalui Venturra Capital dengan jumlah kekayaan tahun 2017 sebesar 27,7T; dan
5. Emtek Group, melalui KMKLabs jumlah kekayaan tahun 2017 sebesar 17,5T.
Faisal Basri Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menjelaskan bahwa ada Top 7 Skills yang harus dimiliki para pelaku bisnis dalam menghadapi perekonomian era digital antara lain complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, coordinating with other, emotional intelelligence, judgement and decision making. Pada akhirnya, bisnis digital terus-menerus akan menjadi tantangan, terutama bagi para pelaku bisnis yang mampu memanfaatkan penetrasi teknologi yang mengubah perilaku konsumen dengan lebih relevan. Maka suka tak suka, bisnis lama harus menerima perubahan bisnis zaman now atau bisnis digital demi persaingan bisnis dan keberlangsungan usaha di masa yang akan datang.
Artikel Lainnya
Brevet Pajak PPA&K kembali membuka dua kelas secar...
Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan (PPA&K) ...
Setelah diselenggarakannya In House Training (IHT)...
PPA&K kembali membuka kelas Brevet Pajak yang dila...
Topik mengenai perpajakan semakin hangat belakanga...